Header Ads

Sejumlah Resiko Pemain Bola Seusai Menjalani Libur Panjang

Premier League to be finished in China? - BeSoccer

Dokter keolahragaan, Andhika Raspati SpKO, mengatakan beragam efek buruk bisa dialami oleh pesepakbola jika kembali melanjutkan pertandingan dengan intensitas tinggi setelah libur panjang akibat Covid-19.
Liga-liga di Eropa telah kembali dan merencanakan bergulir lagi setelah 'istirahat' yang panjang karena wabah virus corona.

Bundesliga Jerman jadi liga top di Eropa yang pertama kali "mengulang". Sementara itu, Liga Italia mendapat izin kembali bergulir pada 20 Juni nanti.
Sedangkan Liga Inggris dan Liga Spanyol berpeluang menyusul guna menyelesaikan musim 2019/2020. Premier League diklaim bisa kembali kick-off pada 17 Juni sedangkan La Liga pada akhir Juni nanti.

Meski demikian, bergulirnya kompetisi di masa new normal ini riskan untuk pemain yang 'libur' lebih dari dua bulan.
Para pemain-pemain di Eropa itu tidak sepenuhnya libur berlatih, hanya saja mereka berlatih di rumah tidak dengan intensitas yang sama ketika bersama dengan klub masing-masing
Menurut Andhika, hal yang perlu diingat dari prinsip olahraga adalah reversibility yakni performa tubuh akan menurun bila seseorang yang sebelumnya intens dalam berolahraga meninggalkan kebiasannya dalam satu waktu..

"Pertanyaannya, pemain selama di rumah tidak ada pertandingan, latihan sendiri tidak? Kalau latihan apa dengan intensitas yang sama ketika dalam situasi pertandingan?" ucap Andhika, Jumat (29/5).
 "Jika di pertandingan resmi biasanya pemain akan lebih all out, imbasnya tinggi, biasanya lebih explosive," kata Andhika menambahkan.
Dijelaskan oleh Andhika, pemain yang beristirahat dari pertandingan dalam jangka waktu yang cukup lama dan berlatih ala kadarnya dapat membuat banyak penurunan. Mulai dari penurunan kekuatan otot, koordinasi gerak, bagaimana merespons gerakan lawan atau kecepatan reaksi, kestabilan sendi serta keseimbangan.

"Kekuatan otot yang menurun ini bisa membuat seorang menjadi pemain yang rawan mengalami cedera. Komponen gerak ini akan turun, karena tadinya latihan menjadi tidak latihan," tutur Andhika.
"Begitu main di level pertandingan resmi, kondisi tubuhnya belum tentu siap setelah berhenti hampir tiga bulan. Ini bisa jadi menimbulkan risiko cedera yang tinggi, apalagi kalau padat jadwalnya," ujar Andhika.

Terkait dengan jadwal, para pemain di Liga Inggris berpotensi melakoni pertandingan dengan agenda yang lebih padat.
Dengan sebagian besar tim menyisakan 9 pertandingan, Liga Inggris musim ini dijadwalkan rampung pada akhir Juni.
Setelah itu, klub-klub yang masih tampil di Eropa akan kembali berkompetisi di Liga Champions dan Liga Europa. Kondisi tersebut berpotensi membuat para pemain-pemain Liga Inggris rawan cedera.

Tidak ada komentar