Header Ads

Mohammad Salah Pemain Bola Yang Mengubah Pandangan Dunia Tentang Islam

Pin on Prints, Posters & PhotographsMohamed Salah tak sekadar pemain sayap atau pencetak gol ulung, lebih dari itu, pemain Liverpool tersebut bisa dikatakan sebagai duta Islam di dunia barat.
Salah bukan baru sekali ini saja bermain di Premier League, kompetisi sepak bola paling top sejagat. Sebelum dikontrak oleh Liverpool pada 2017, pemain yang pandai menggiring bola itu pernah mengecap kegagalan bersama dengan Chelsea pada 2014.
Sempat dilepas ke Fiorentina dan AS Roma, Salah kini berhasil membuat mata fan sepak bola di seluruh dunia terbelalak.

Bukan lagi dipandang sebagai pemain yang gagal, namun sebagai pemain yang mengawali karier profesional di klub El Mokawaloon itu menjadi representasi kebangkitan dan sukses Liverpool.
Peran Salah tak hanya sebatas sebagai pesepakbola. Pemain 27 tahun itu menembus 'dunia lain' dengan meruntuhkan cara pandang dunia barat terhadap hal-hal berbau Timur Tengah dan Islam.

Salah memperlihatkan kebiasaan seorang muslim dalam bersyukur dengan bersujud  seusai mencetak gol. Salah pun menerangkan arti sujud di lapangan yang menjadi salah satu ciri khasnya.
"Itu merupakan salah satu bentuk berdoa atau bersyukur kepada Tuhan atas segala yang telah saya dapat. Itu hanya sekadar doa dan berdoa untuk kemenangan. Saya selalu melakukannya, sejak saya masih muda, di mana-mana," kata Salah.
Aksi berdoa dan sujud syukur yang kerap dilakukan oleh Salah tak berujung hujatan, malah justru yel-yel penyemangat yang didapat.

 Efek Salah di lapangan tak cuma menghasilkan teriakan yang membuat para penonton 'ingin berada di masjid bersama Salah', tetapi juga turut mengurangi Islamofobia di Merseyside.
Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Stanford, kedatangan Salah berdampak pada penurunan jumlah kejahatan rasial di lokasi Liverpool berada. Mengacu pada situs Premier League, terdapat penurunan kejahatan berdasarkan ras yang baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia maya.
"Secara keseluruhan, kami menginterpretasikan hasil ini untuk mendukung hipotesis bahwa kedatangan Salah di Liverpool menyebabkan penurunan tindakan fanatisme yang ekstrem," tulis kesimpulan penelitian tersebut.

Salah satu orang yang merasakan dampak langsung keberadaan Salah adalah Ben Bird, seorang penggemar Nottingham Forest. Pria yang sebelumnya membenci Islam, kini menjadi seiman dengan Salah setelah terinspirasi pemain asal Mesir tersebut.
"Salah menunjukkan kepada saya bahwa Anda bisa menjadi normal dan seorang muslim, mungkin itu ungkapan yang tepat. Anda bisa menjadi diri sendiri. Dia pemain hebat dan dihormati oleh komunitas sepak bola dan politiknya, agamanya, tidak masalah dan bagi saya itulah yang bisa dilakukan di sepakbola."
 "Ketika orang membaca Al Quran, atau membaca tentang Islam, mereka melihat sesuatu yang berbeda yang tidak selalu digambarkan di media. Saya baru mengenal komunitas Islam dan saya masih belajar. Itu susah. Ini perubahan gaya hidup," kata Bird.

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, turut memuji peran Salah dalam menyingkirkan pandangan buruk terhadap ras dan agama tertentu. Klopp menganggap Salah sebagai sosok yang memiliki nilai tersendiri dalam kebersamaan.
"Dia adalah muslim dan dia hidup di dunia yang kerap dikaitkan dengan cara hidup berbahaya sehingga orang-orang berpikir 'mereka begini' atau 'mereka begitu'. Sangat menyenangkan memiliki seseorang yang memiliki sukacita, cinta dan melakukan hal-hal soal agama. Dia sangat berpengaruh bagi kita semua. Dan jika ada yang berpikir dia berpengaruh untuk seluruh dunia maka itu bagus, tunjukkan. Ini pernyataan penting bagi dunia," ujar Klopp.

Tidak ada komentar