Header Ads

Adrea Pirlo lebih Memilih Mundur terlebih dahulu Untuk Maju Melesat Kedepan

Pirlo in quotes - AC Milan - 19 November 2015 16:48, Sport News

Andrea Pirlo sudah diprediksi menjadi bintang besar sejak usia muda. Namun ia mesti terlebih dulu mundur ke belakang untuk benar-benar masuk ke dalam jajaran pemain terbaik yang pernah ada di Italia.
Pirlo adalah pemain akademi Brescia yang sudah mengecap kompetisi Serie A sejak usia 16 tahun pada 1995. Sebagai gelandang serang dan playmaker, Pirlo cukup menonjol dan menarik perhatian banyak pemandu bakat.

Mircea Lucescu membawa Pirlo ke Inter Milan di tahun 1998 saat usianya 19 tahun. Lucescu sudah mengenal Pirlo sejak di Brescia sehingga ia menempatkannya dalam proyek masa depan bersama dengan striker Nicola Ventola.
Ketika Ventola mulai mencuri perhatian, Pirlo justru kesulitan untuk menembus tim utama Inter Milan yang memiliki banyak pemain bintang macam Youri Djorkaeff.
Pirlo kemudian dipinjamkan ke Reggina selama satu musim dan kembali ditarik oleh Inter. Pirlo masih tak mampu untuk menembus tim Inter meski dia punya peran vital di timnas Italia yang menjadi juara Piala Eropa U-21.

Dengan usianya yang bertambah, Pirlo akhirnya mulai menemukan jalan terang saat dalam masa pinjaman di Brescia di 2001. Carlo Mazzone memutuskan memundurkan posisi Pirlo lebih ke belakang, namun dengan tanggung jawab tetap sebagai pengatur serangan.
Lewat kepiawaian Pirlo memainkan umpan jauh, posisi Pirlo semakin handal sebagai deep-playmaker, mundur ke belakang dari posisi aslinya sebagai playmaker yang mengatur serangan di garis depan.
Posisi tersebut semakin dikuatkan oleh Carlo Ancelotti di AC Milan. Inter Milan melakukan kesalahan dengan menjual Pirlo ke Milan lantaran Pirlo terbukti mampu menjelma jadi bagian vital tim tersebut.

Kombinasi Pirlo-Gennaro Gattuso jadi poros permainan AC Milan, bersama Kaka dan Clarence Seedorf di lini serang. Peran Pirlo sebagai deep-playmaker benar-benar jadi kombinasi yang pas untuk karakter permainan Seedorf, Gattuso, dan Kaka.
Bersama dengan Milan, Pirlo meraih dua gelar Serie A, satu Coppa Italia, dua trofi Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dan satu trofi Piala Dunia FIFA.
Performa Pirlo yang semakin berkembang bersama Gattuso di Milan ini yang juga menjadikannya poros Italia di Piala Dunia 2006. Dengan tim Italia yang penuh dengan pemain bintang yang luar biasa seperti Francesco Totti dan Alessandro Del Piero, Pirlo punya posisi kuat di tim inti berkat peran deep-playmakernya.
Pirlo menjadi pemimpin orkestra permainan Italia sepanjang gelaran Piala Dunia. Salah satu momen terbaik Pirlo adalah di babak semifinal ketika Italia menghadapi Jerman.

Pirlo yang mendapat bola liar di kotak penalti justru memilih tidak menembak. Ketenangan Pirlo membuat dirinya melihat posisi Fabio Grosso yang terbuka.
Pirlo memutuskan untuk mengoper bola pada Grosso di tengah kepungan pemain Jerman. Meski merupakan bek kiri, Grosso sukses membayar kepercayaan Pirlo lewat gol indah yang turut mengantar Italia ke final.
Di final, Pirlo kembali memberikan assist untuk gol Marco Materazzi serta turut mencetak gol dalam drama adu penalti yang membawa Italia menjadi juara Piala Dunia untuk keempat kalinya.
"Saya tidak merasakan adanya tekanan. Saya menghabiskan Minggu siang dengan tidur dan bermain Playstation. Di malam hari, saya pergi bermain dan memenangkan Piala Dunia," ucap Pirlo dalam buku biografi miliknya.

Tidak ada komentar