Header Ads

Vivo Lebiih Memilih Untuk Tidak Ikut Lomba Dalam Kamera Bermegapixel Tinggi


Vivo mengatakan tidak ingin ikut dalam lomba supremasi resolusi kamera di pasar ponsel. Saat ini sensor 108 MP telah dihadirkan oleh Samsung S20 Ultra dan Xiaomi Mi Note 10.
Product Manager Vivo Indonesia, Ricky Bunardi mengatakan adu resolusi kamera merupakan poin kunci penjualan ponsel vendor-vendor tertentu. Saat ini Vivo lebih fokus untuk menghadirkan fitur-fitur yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.

"Vivo selalu menghadirkan yang sesuai dengan pasar, inovasi yang diinginkan oleh pasar. Kita tidak ingin terjebak dengan perlombaan. Kita ingin memberikan yang cukup dan disukai oleh konsumen," kata Ricky usai peluncuran V19 di bilangan Gandaria, Jakarta Selatan, Selasa (10/3).
Vivo mengatakan tidak ingin mengikuti jejak perlombaan besar-besaran resolusi kamera.
Ricky mengatakan saat ini Vivo hanya fokus menghadirkan fitur dan inovasi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, di antaranya adalah bentang layar dan kamera depan.
"Setiap brand bisa komentar apa pun dan itu adalah hak mereka untuk memberikan poin utama penjualan mereka. Kami tidak ingin mengikutinya,"kata Ricky

Ricky percaya diri ponsel teranyar Vivo, V19 memiliki fitur-fitur yang menjawab apa yang di inginkan pasar. Pertama, Vivo memberikan Desain Ultra O Screen dengan lubang kamera depan V19 terkecil di dunia berdiameter 2,98 mm.
Kecilnya diameter lubang kamera depan membuat layar memiliki aspek rasio 20:9 dan screen body to ratio hingga 91,38 persen.
Layar V19 memiliki bentang 6,44 inci FHD+ dengan panel Super Amoled generasi terbaru OLED E3

Mengenail kamera, V19 dibekali empat kamera belakang, yakni kamera utama 48 MP, kamera ultra wide 8 MP,  kamera makro 2 MP, dan kamera bokeh 2 MP.
Sedangkan kamera depan memiliki ukuran 32 MP. Empat kamera belakang diletakkan membentuk huruf L di modul kamera.
Selain itu, Vivo pun berencana untuk meningkatkan kapasitas pabrik Vivo yang terletak di Cikupa, Tangerang. Vivo menargetkan kapasitas produksi akan ditingkatkan menjadi jutaan unit per bulan. Saat ini pabrik telah mampu memproduksi hingga 800 ribu unit per bulan.
Peningkatan kapasitas yang direncanakan akan mulai dilakukan pada kuartal pertama 2020.

Senior Brand Director Vivo Indonesia, Edy Kusuma menyebutkan kapasitas produksi pabrik telah meningkat hingga 200 persen sejak berdiri pada 2016. Gedung pabrik pun bertambah dari dua menjadi empat gedung pada 2018.
Pada Agustus 2017, pabrik Vivo Mobile Indonesia telah mengalami perluasan lahan hingga lebih dari dua kali lipat guna meningkatkan kapasitas produksinya.
Peningkatan kapasitas produksi Vivo ini ssejalan dengan status Vivo yang merupakan merek ponsel dengan pasar terbesar di Indonesia pada kuartal keempat 2019 versi IDC.

Vivo pun akan meningkatkan jumlah pegawai mereka di Indonesia untuk mengisi kapasitas produksi akibat dari penambahan pabrik.
"Otomatis akan meningkatkan jumlah produksi dari dua blok menjadi empat blok. Kalau kapasitas meningkat pasti kita membutuh karyawan bergabung," jelas Senior PR Manager Vivo, Tyas Rarasmurti.

Tidak ada komentar