Header Ads

Virus Corona TIdak Berpengaruh Kepada Harga Neymar

Neymar - Player profile 19/20 | TransfermarktDi saat liga-liga sepak bola terhenti karena virus corona, seperti di Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Spanyol, rumor transfer pemain terus berembus seolah tak terganggu pandemi yang menyerang dunia.
Sejak dua pekan yang lalu, satu per satu liga sepak bola di hampir seluruh dunia berhenti. Seperti mendengar tiupan peluit panjang dari wasit, derap langkah kompetisi terhenti.

Saat stadion kosong, kompetisi terhenti, dan klasemen liga membeku, masih ada kabar transfer pemain yang tak terganggu oleh isu corona.
Kabar-kabar transfer pemain masih menjadi salah satu berita yang kerap menjadi headline bersama dengan kabar pemain yang terkena corona, atau tindak simpati klub dan pemain yang menyumbang uang dan stadion untuk melawan pandemi COVID-19.
Neymar ke Barcelona, Kylian Mbappe ke Real Madrid, Jadon Sancho ke Manchester United, keinginan Harry Kane pergi dari Tottenham Hotspur, dan klub-klub yang memantau Erling Braut Haaland tetap menjadi sorotan media-media.

Virus yang tyelah menyerang sistem pernapasan manusia juga menyerang kemampuan finansial klub. Disitir dari berbagai media, klub-klub di dunia --bahkan yang tergolong raksasa sekalipun-- harus berjuang keras untuk tetap eksis.
Pemasukan dari tiket dipastikan tak ada, bahkan ada klub yang masih harus menanggung rugi untuk mengembalikan tiket terusan yang sudah dibeli pendukung setia sejak awal musim lalu. Sementara penjualan pernak-pernik klub juga sepi.

Tidak ada pertandingan, berarti pula tak ada siaran langsung. Dengan demikian, pendapatan klub dari hak siar pun juga terganggu.
Seandainya musim 2019/2020 bisa kembali dilangsungkan, maka klub akan mendapat angin segar. Namun virus corona, hingga saat ini, belum menunjukkan tanda mereda sehingga restart liga pun masih sebatas angan-angan.
Kalaupun partai-partai sisa dipaksa untuk tetap berlangsung tanpa penonton untuk meminimalkan risiko penyebaran virus, klub masih tetap tak bisa mendapat uang pemasukan dari tiket.
Uang dari sponsor yang tetap mengalir juga tidak dapat diandalkan untuk menyeimbangkan debit dan kredit sebuah klub. Bahkan sudah ada klub-klub kelas bawah yang sudah melakukan pemutusan hubungan kerja kepada para pegawai ataupun staf.

Barcelona dan Juventus yang tergolong sebagai klub besar pun sudah mengisyaratkan pemotongan gaji kepada para pemain mereka.
Kesebelasan-kesebelasan di dunia bakal memiliki pekerjaan rumah untuk menstabilkan keuangan sembari menjaga konsistensi persaingan di liga atau turnamen. 
Bukan tak mungkin akan ada klub yang memilih untuk berdiam pada saat bursa transfer. Boro-boro memikirkan pembelian pemain, sementara masih ada tunggakan yang lain. 
Atau bisa saja pasar pemain dijadikan momen menangguk untung demi menghidupi klub. Opsi ini tentu bergantung dari daya beli klub-klub lain. Ketika tak ada permintaan pemain atau saat pasar lesu, cara ini agaknya tak efektif.
Menghadapi situasi yang tidak normal, wacana pembatasan biaya transfer pun sempat muncul. Belum diketahui kebenaran dan kepastiannya rencana tersebut, namun itu bisa saja terjadi di tengah kondisi tak menentu seperti sekarang.

Harga Haaland, Mbappe, Sancho, atau Kane diperkirakan tak akan meroket seperti harga-harga pemain sepak bola dalam beberapa tahun terakhir.
Banderol pemain diprediksi bakal terjun bebas. Harga Neymar yang dicap termahal di dunia, mencapai 222 juta euro ketika dibeli Paris Saint-Germain dari Barcelona tiga tahun lalu, diperkirakan tidak akan menurun.


Tidak ada komentar