Header Ads

Akhirnya Corona Berlalu langit Cina kembali Kelabu





Pekan lalu, European Space Agency (ESA) merilis sebuah animasi yang menunjukkan pengurangan tingkat emisi nitrogen dioksida (NO2) di Italia utara. ESA menggambarkan NO2 gas berbahaya yang dipancarkan oleh pembangkit listrik, mobil dan pabrik berkurang karena virus corona.

Lembaga tersebut juga menunjukkan bagaimana kualitas udara di China dan Italia selama masa lockdown corona membaik. Tanpa adanya mobilitas alat transportasi dan pabrik, langit kedua negara tersebut menjadi bersih dari polusi.

Sebuah pusat penelitian di Finlandia mengatakan emisi CO2 China menurun sekitar 200 juta ton pada Februari, kira-kira setengah dari jumlah CO2 yang dikeluarkan Inggris dalam setahun. Namun ketika China pulih dari corona dan industrinya kembali hidup, gambar ESA terbaru menunjukkan emisi NO2 juga kembali bergejolak di langit China.

Pantauan tersebut diambil dari Satelit Sentinel-5P. Satelit Sentinel-5P merupakan satu dari tujuh satelit Copernicus yang mengelilingi bumi. Satelit tersebut dilengkapi dengan instrumen pemantau troposfer untuk mengukur perubahan jejak gas seperti aerosol, karbon monoksida, nitrogen dioksida, metana, dan sulfur dioksida di atmosfer.

Dari 20 Desember hingga awal Maret, gambar menunjukkan penurunan 20%-30% dalam keseluruhan partikel di seluruh China. Dimulai di Wuhan, pusat penyebaran virus corona dan bergerak ke luar melewati bagian lain negara itu. Penurunan itu paling signifikan dari pertengahan Januari hingga akhir Februari, mencapai 40% di kota-kota besar setelah China mengambil langkah-langkah tegas untuk mengatasi wabah tersebut.

Namun memasuki pertengahan Maret partikel-partikel emisi udara dapat mulai terlihat kembali. Hal ini tentu merupakan imbas bagaimana negara tersebut berusaha berdiri kembali mendistribusikan rantai pasok segala industri yang sempat tertidur sejak corona mulai menyebar. Tingkat emisi ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan terus berkurangnya penyebaran corona.

Tidak ada komentar