Header Ads

Pihak Vivo Menyebutkan Megapixel Besar Tidak Selalu Berkualitas

Vivo menyebut pihaknya tidak ingin terjebak dengan langkah vendor lain yang beradu resolusi kamera sangat besar pada handphone (hp) terbarunya. Product Manager Vivo Indonesia, Ricky Bunardi mengklaim Vivo lebih mengutamakan kualitas diakhir dari kamera yang mereka sematkan di ponsel mereka.
Pada ponsel anyar mereka yang akan meluncur 10 Maret mendatang, Vivo V19 hanya dibekali dengan kamera 48 MP. Padahal pesaing-pesaing Vivo, seperti Samsung dan Xiaomi sudah mengeluarkan kamera dengan resolusi 108 MP.

"Jadi nanti kita bisa melihat foto-foto yang dihasilkan di 48MP itu hasilnya oke banget. Dan ini tidak kalah dengan yang mengatakan dia lebih tinggi resolusinya," ujar Ricky.
Menurut Ricky, resolusi kamera besar tidak jadi penentu berbanding lurus dengan kualitas hasil foto. Selain itu, menurutnya vendor ponsel juga kerap melakukan rekayasa agar ukuran megapiksel kamera mereka lebih besar dari resolusi sebenarnya menggunakan perangkat lunak (software). Teknik ini dikenal sebagai interpolasi.
"Kadang-kadang mereka menggunakan interpolasi dengan software. Jadi mereka berksesan bermegapixel yang tinggi , resolusinya, tapi sebenarnya diabalik itu adalah sofwarenya," ujarnya.

Sebagai contoh, sensor kamera memiliki resolusi 12MP, namun diinterpolasikan menjadi 48MP. Artinya, ponsel hanya mampu memotret dengan resolusi 12MP. Tapi rekayasa software di ponsel bisa membuat hasil foto seperti kualitas 48MP.
Software yang melakukan interpolasi ini akan menambahkan piksel yang hilang ketika foto dibesarkan menjadi resolusi 13 MP. Dengan demikian, hasil foto akan tetap memiliki detil seperti diambil dengan sensor 13 MP sebenarnya, dan tidak terlalu pecah ketika diperbesar.
Namun, berapa baik hasil interpolasi foto menjadi resolusi yang lebih besar, tergantung dari seberapa bagus pemrosesan software ketika mengubah foto-foto tersebut, seperti dilansir dari Yugatech.

Melansir Life Wire, interpolasi ini tidak hanya dilakukan pada kamera ponsel. Tapi teknik ini juga digunakan pada kamera digital saku. Teknik ini juga kerap digunakan untuk meningkatkan fungsi dari perbesaran digital (digital zoom) pada kamera.
Lebih lanjut, Ricky enggan memastikan berapa banyak produk yang akan diluncurkan oleh Vivo pada tahun 2020. Sebab, dia berkata pihaknya mengikuti apa yang dibutuhkan oleh pasar.

"Jadi kita lihat terlebih dahulu, yang dibutuhkan oleh pasar itu seperti apa. Kebutuhan banyak, tapi kita pilih memilih," ujar Ricky.
Selain kebutuhan, Ricky menyampaikan Vivo melihat target pasar dalam membuat produk baru.  Misal di V19, dia mengaku dirancang untuk anak muda aktif ingin mengabadikan momen pada malam hari seusai bekerja seharian.
"Tapi di sisi lain ada juga kebutuhan yang lain, nanti itu akan kami coba melakukan dengan seri selanjutnya. Di mana ini masih Maret, tahun 2020 masih terlalu dini, masih ada beberapa kejutan yang kami siapkan sampai dengan akhir tahun ini," ujarnya.

Tidak ada komentar