Header Ads

Pihak Kemenperin Mengakui Bahwa Aturan Imei Masih Belum Terlalu Efektif Untuk Memblokir Ponsel Illegal

Ponsel BM Rugikan Negara Rp2,8 Triliun per Tahun hingga Ancam ...

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan saat ini penerapan aturan IMEI yang berlaku mulai dari 18 April masih belum terlalu efektif untuk memblokir ponsel illegal.
Aturan IMEI belum efektif memblokir ponsel BM atau black market karena pemblokiran oleh Central Equipment Identity Register (CEIR) belum beroperasi.
"Kami berharapk bisa berjalan efektif pengendalian pada 24 Agustus," ujar Plt Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, Achmad Rodjih dalam konferensi virtual, Rabu (24/6).

CEIR sendiri adalah alat yang seharusnya digunakan untuk memblokir ponsel ilegal. CEIR memegang basis data IMEI dari ponsel-ponsel legal yang beredar di Indonesia.
Mesin EIR di operator akan mendeteksi IMEI ponsel pelanggan. Data ini lantas dikirim ke CEIR untuk diverifikasi. Jika tidak cocok, maka CEIR akan meminta EIR untuk memblokir ponsel tersebut.
Masalah ketidakefektifan pemblokiran IMEI ini terungkap ketika seorang pedagang ponsel ilegal di Batam mengaku masih bisa mengaktifkan ponsel ilegal.

Salah seorang pedagang di salah satu pusat penjualan ponsel ilegal di Batam, mengaku masih bisa mengaktifkan ponsel-ponsel tersebut dan tidak diblokir.
Bahkan dia tetap bisa mengaktifkan ponsel ilegal yang masuk ke Indonesia setelah aturan IMEI telah berlaku 18 April lalu. Maka ia pun masih menjual ponsel-ponsel ilegal itu meski aturan IMEI sudah berjalan.
Sementara pada fase kedua, akan digunakan CEIR lewat hardware. Rencananya penerapan CEIR hardware ini dilakukan pada 24 Agustus 2020.
"Kami masih menyiapkan dengan kementerian lain...Jadi kita sekarang sedang menyiapkan data-data dari Kemenperin juga data data dari operator, ini akan disinergikan bagaimana ponsel yang memang ilegal itu tidak bisa beroperasi...Jadwalnya di 24 Agustus bisa lebih cepat atau mundur," ujar Achmad.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Hubungan Pemerintahan Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI), Syaiful Hayat meminta agar pemerintah tetap menjalankan pemblokiran ponsel BM dengan desain komputasi awan seperti yang sudah direncanakan.
Syaiful mengatakan agar Kemenperin jangan menunggu ketersediaan perangkat keras (hardware) CEIR untuk melakukan pemblokiran ponsel BM. Sebab, proses konfirmasi CEIR lewat komputasi awan, memiliki fungsi yang sama dengan perangkat keras CEIR.
"Kami dari asosiasi meminta pemblokiran agar tetap berjalan di cloud dulu sebelum ada hardware. Jadi saat ada hardwarenya baru dihubungkan." ujar Syaiful.

Tidak ada komentar