Header Ads

Oppo Berencana Mengembangkan Pasarnya Di Eropa, Untuk Menyaingi Huawei

Oppo suspends Noida factory operations after 6 workers test COVID ...

Perusahaan ponsel pintar asal China, Oppo berencana mengembangkan bisnisnya di Eropa. Tindakan itu sebagai respons atas penurunan penjualan produk Huawei di Eropa dalam kurun waktu belakangan ini.
Ponsel merek China menyumbang 35 persen di pasar Eropa pada kuartal II 2020, menurut perusahaan riset Counterpoint. Dari jumlah tersebut, Huawei memiliki pasar terbesar, yakni 16 persen. Sementara Oppo yang merupakan pendatang baru yang hanya memiliki 3 persen.

Presiden Oppo untuk Eropa Barat Maggie Xue mengatakan pasar Eropa merupakan kunci bagi Oppo untuk merangsek ke segmen kelas atas dan rencana jangka panjang untuk meningkatkan penjualan Oppo di dunia.
"Kami memiliki tujuan yang ambisius tetapi dapat dicapai untuk pengembangan Oppo di Eropa Barat, serta berharap untuk menjadi merek yang disukai dan dipercaya konsumen lokal dalam tiga hingga lima tahun," ujar Xue.

Counterpoint menunjukkan penjualan Xiaomi dan Oppo di Eropa telah tumbuh masing-masing sebanyak 55 persen dan 41 persen. Kedua vendor itu mengisi kekosongan dari penurunan 46 persen penjualan tahun-ke-tahun Huawei di kuartal pertama.
"Dengan spesifikasi menarik dan dengan harga terjangkau, [Xiaomi dan Oppo] berhasil merayu beberapa calon pengguna Huawei," kata Abhilash Kumar, analis riset di Counterpoint.
Huawei yang merupakan pemimpin dalam jaringan 5G generasi berikutnya dianggap sebagai ancaman keamanan nasional oleh AS. Negara itu pun telah membatasi akses perusahaan China ke produk dan layanan AS, termasuk aplikasi Google seperti Gmail dan YouTube, termasuk produksi chipset untuk ponsel Huawei mulai 15 September.

Diberitakan, kebijakan itu telah menghambat kemampuan Huawei untuk menjual ponsel pintar mereka ke konsumen di AS.
Sementara Oppo, yang didirikan sebagai produsen handset murah di bawah BBK Electronics, Guangdong, telah berkembang menjadi merek ponsel pintar terbesar kelima di dunia. Oppo menjadi pilihan konsumen kelas bawah di China dan negara berkembang, termasuk di Asia Tenggara.

Tidak ada komentar