Header Ads

Pidato Pertama Anies Menyinggung 'Pribumi'


Pidato pertama Anies menyinggung kata ‘pribumi’. Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem DKI Jakarta, Wibi Andrino menilai pidato perdana oleh Gubernur DKI membuat gaduh. Mantan Menteri Pendidikan ini menyinggung kata pribumi, di mana bertentangan dengan UU Nomor 40 Tahun 2008. Jakarta saat ini membutuhkan stabilitas usai Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Jangan sampai perbedaan yang sempat terjadi dalam pesta demokrasi itu kembali terjadi.
“Pidato yang buat gaduh. Jakarta membutuhkan stabilitas, namun pidato perdana Anies malah menimbulkan polemik dan hanya buat gaduh saja. Sangat terlihat ketidakkonsistenan dari pemimpin baru ini yang selalu mengatakan Jakarta untuk semua,” katanya.
Ia juga menghimbau agar Anies dan Sandiaga tidak membeda-bedakan dalam memimpin Ibu Kota. Jangan sampai pidato perdana tersebut akhirnya malah menyinggung suku atau etnis tertentu.
Ada beberapa orang dari Banteng Muda Indonesia DKI Jakarta yang melaporkan Anies Baswedan di Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya. Anies dilaporkan terkait ucapan Pribumi pada pidatonya.
Mereka mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Anies sudah melanggar Inpres No 26 tahun 1998. “Kita kan sudah mempelajari mengenai impress 26 tahun 98, mengenai larangan mengenai kata-kata pribumi dan non-pribumi, kemudian di UU No 40 tahun 2008 juga mengenai larangan ungkapan kebencian terhadap suku atau golongan tertentu,” ucapnya.
Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal memiliki pandangan berbeda dengan beberapa orang lainnya. Mustafa sendiri menilai secara positif pidato yang disampaikan Anies yang menyinggung kata ‘pribumi’ tersebut.
Dia memaklumi perkataan Anies yang dilontarkan saat pidato semalam. Menurutnya, Anies hanya ingin memberikan semangat baru kepada warganya agar bangkit dari sektor ekonomi dan mengatasi kesenjangan sosial. Ia juga menganggap bahwa itu merupakan pilihan yang lebih merefleksi pada peristiwa sejarah yang kemudian dibuat oleh Pak Habibie dalam masa awal reformasi itu penting untuk disikapi secara proporsional.

Tidak ada komentar